TK Islam Unggulan Al Khoir Surakarta Menjadi Tempat Studi Banding

Senin, 28 Oktober 2019 19:04 WIB

Placeholder image

INFO NASIONAL — TK Islam Unggulan Al Khoir Surakarta terpilih mewakili Provinsi Jawa Tengah pada ajang Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019 pada katagori lomba Kepala TK Berprestasi. Best Practice yang diangkat pada ajang ini “FUN Trial Class Untuk Meningkatkan Minat Masyarakat Dan Eksistensi TK Islam Unggulan Al Khoir Surakarta”.

Kepala Sekolah TK Islam Unggulan Al Khoir Surakarta, Arumi Martyastuti mengatakan program FUN Trial Class sudah dilakukan di sekolah selama dua tahun. Dari program tersebut TK Al Khoir memperoleh manfaat yang luar biasa. Manfaat yang didapatkan dari program ini antara lain minat masyarakat bertambah terhadap program-program yang ada di TK Islam Unggulan Al Khoir.

Program ini juga merupakan strategi yang efektif untuk menarik calon siswa baru sehingga selama dua tahun ini kuota murid di sekolah tersebut terpenuhi. “Manfaat yang didapat lainnya TK Al Khoir semakin dikenal di kalangan masyarakat kota Solo dan sekitarnya,” ujarnya kepada Tim Media Center saat ditemui di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (14/8).

Arumi menjelaskan program FUN Trial Class ini memiliki tiga prinsip, yakni menyenangkan, tidak terlupakan dan menambah wawasan bagi peserta yang mengikuti program ini. “Akronim kata FUN adalah F : Fun, U: Unforgettable N : Knowledge. Jadi program ini prinsipnya menyenangkan, tidak terlupakan dan menambah wawasan,” katanya.

Menurutnya program yang sudah dijalankan ini memberikan efek yang sangat luar biasa. Selain bisa menarik calon peserta didik, dengan adanya program ini sekolah TK Al Khoir menjadi salah satu lembaga PAUD yang menjadi tempat studi banding bagi lembaga-lembaga PAUD yang lain di daerah Surakarta dan sekitarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan program ini juga menghadapi kendala. Kendala internal yang dihadapi kurang maksimalnya pengelolaan website. Ini disebabkan karena sekolah belum memiliki aumber daya manusia yang mumpuni dalam pengeloaan website. Untuk kendala eksternal yang dihadapi kurangnya minat orang tua mengikuti program tersebut.

“Karena diadakan setiap Sabtu, sedangkan di akhir pekan banyak keluarga yang menghabiskan waktu bersama keluarga baik pergi keluar kota atau kegiatan lainnya. Untuk mengatasi kendala ini kedepan insyaallah program ini akan dikembangkan menjadi program FVS (Family Visit and Scool) sehingga tidak hanya anak nya saja, tapi diwaktu bersamaan orang tua/ pendamping bisa mengikuti kegiatan–kegiatan seperti parenting, pengajian rutin, dan lainnya,” kata Arumi.(*)